Sederhana, jawabannya adalah karena "gejolak Demo Massa di Mesir"
Tidak sesedarhana itu memang jika kita melihat bagaimana keadaan saudara kita disana, baik para WNI maupun WNM (Warga Negara Mesir).
Hingga hari ini telah dilaporkan hampir 150 orang tewas akibat kericuhan ini.
Lalu, apa hubungannya dengan saya? Hingga saya mengangkatnya menjadi sebuah tulisan?
Karena memang kericuhan yang memanas ini membuat sekeliling menjadi panas.
Saya terheran heran membaca berita siang tadi yang mengatakan bahwa Harga BBM Non Subsidi (red:pertamax) meningkat menjadi Rp8.050 yang diprediksi secepatnya akan menjadi Rp 9.000. Waw...2x lipat premium lho!
Selain itu Pak SBY juga mulai mengangkut kembali para WNI yang ada di Mesir, baru sekitar 400 orang sih yang tiba di Indonesia meski ada 5000 WNI yg masi terombangambing disana,berdiam di rumah-rumah dan asrama dgn cadangan sembako yg mulai menipis (lagi2 keterlambatan, okelah kita maklumi mungkin gara2 emang bandaranya
padat).
Tapi, yang paling mencolok perhatian saya adalah ketika malam ini saya membuka Twitter dan ada Twit dari panutan saya (Seorang Penulis Novel) Paulo Coelho (bukunya yg menjadi International Bestseller adalah The Alchemist).
Beliau mentwit
Melihat twit beliau saya otomatis lagsung me-retweetnya. Toh orang mana yang gak geram terhadap "Mubarak" (orang asing maksud saya) kalau masyarakatnya sudah hingar bingar tak karuan begini tetapi beliau menjawab dengan lantang tak mau turun dari kekuasaannya sampai September nanti (red:masa akhir jabatannya) tanpa ada sikap berdamai.
Namun,beberapa menit kemudian seseorang me-reply Twit @Paulocoelho dan me-RT kembali
Dan kemudian dibalas dengan jawaban ini
dan saya agak shock membacanya, karena bagaimana pun sangat tidak cocok "orang besar" berkata hal semacam ini.
No comments:
Post a Comment